Alpe d’Huez, salah satu pendakian paling legendaris dalam sejarah sepeda, kembali menjadi sorotan dalam edisi terbaru Tour de France Femmes.
Pada tanggal 18 Agustus 2024, perlombaan ini mencapai puncaknya dengan menampilkan etape yang sangat dinantikan ini. Di mana para pembalap wanita berusaha menaklukkan 21 tikungan tajam yang terkenal. Pembalap seperti Kristen Faulkner, Audrey Cordon-Ragot, dan Évita Muzic bersiap untuk menyambut tantangan tersebut, yang tidak hanya menjadi soal kemenangan, tetapi juga merupakan kesempatan untuk mencetak sejarah. Berikut ini SPORTS ILLUSTRATION akan membahas sedikit tentang Alpe d’Huez di Tour de France Femmes.
Sejarah Alpe d’Huez & Signifikansinya
Alpe d’Huez memiliki sejarah panjang di Tour de France, dengan para pembalap pria telah menaklukkan gunung ini sebanyak 33 kali sejak tahun 1952. Pendakian ini terkenal karena kemiringan curamnya yang mencapai 13%, dan setiap pembalap yang berhasil mencapai puncaknya mendapatkan namanya terukir pada petunjuk jalan di sepanjang lintasan. Pada tahun ini, Tour de France Femmes akan mengakhiri perlombaan dengan menaklukkan gunung ini untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun.
Stage 8 di Tour de France Femmes membentang sejauh 150 km dari Le Grand-Bornand dengan total elevasi hampir 4.000 meter. Para pembalap tidak hanya menghadapi Alpe d’Huez, tetapi juga harus melewati Col du Glandon yang dikenal sangat menantang. Sementara pendakian ke Alpe d’Huez teratur dengan 21 tikungan, tantangan juga muncul dari cuaca yang tidak terduga. Dengan prediksi hujan deras yang dapat mempengaruhi strategi balap dan keamanan para pembalap.
Memasuki Pertarungan: Peluang dan Kontenders
Salah satu sorotan utama dari tahap ini adalah perlombaan untuk posisi umum (General Classification/GC). Kasia Niewiadoma, pemegang jersey kuning saat itu, perlu mempertahankan posisinya dari serangan para pesaing kuat seperti Demi Vollering dan Puck Pieterse. Vollering, juara bertahan, memiliki pengalaman di pendakian ini dan kemungkinan akan mencoba memanfaatkan setiap kesempatan untuk merebut gelar. Keyakinan dan semangat kompetitif ini menciptakan skenario balap yang menarik.
Taktik & Strategi di Alpe d’Huez
Setiap pembalap diharapkan mengikuti strategi berbeda dalam menaklukkan Alpe d’Huez. Sementara beberapa mungkin memilih untuk mengawali dengan kecepatan tinggi dan berusaha mempertahankan tekanan di depan, yang lain mungkin lebih memilih untuk bermain sabar dan menyerang di saat yang tepat. Ini menciptakan dinamika menarik di dalam balapan, terutama saat pendakian menuju tikungan-tikungan terakhir.
Kisah Kristen Faulkner: Inspirasi Dari Alpe d’Huez
Kristen Faulkner, juara Olimpiade yang baru dinobatkan, memiliki hubungan khusus dengan Alpe d’Huez. Ia memperlihatkan betapa pendakian ini bukan hanya soal fisik tetapi juga tentang bagaimana pengalaman tersebut memicu semangat dan keputusan untuk menjadi pembalap profesional. Dengan langkah pertama menuju pro, Faulkner merasakan “nyala semangat” saat menyusuri jalanan ini beberapa tahun yang lalu. Saat ia bersepeda di Eropa untuk pertama kalinya.
Kesimpulan
Tour de France Femmes tidak hanya tentang memenangkan balapan; itu adalah momen untuk mengenang pencapaian perempuan dalam balapan sepeda. Dengan Alpe d’Huez sebagai simbol perjuangan dan prestasi, para pembalap akan mencetak hingga nama mereka menjadi bagian dari sejarah yang lebih besar. Seiring dengan semakin banyaknya perhatian global pada olahraga wanita. Peristiwa ini mengingatkan dunia bahwa wanita juga dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam dunia olahraga. Buat kalian yang ingin mencari informasi tentang berita dan Olahraga Sports lainnya, kalian bisa kunjungi kami di sportszillablog.com.