Woody Johnson Resmi Jadi Pemilik Saham Crystal Palace

Bagikan

Pengusaha Amerika Serikat Woody Johnson telah menyelesaikan pembelian 43% saham Crystal Palace senilai 190 juta pounds dari John Textor. SPORTS ILLUSTRATION, akan membahas informasi menarik mengenai sepak bola hari ini, simak pembahasan ini.

Woody-Johnson-Resmi-Jadi-Pemilik-Saham-Crystal-Palace

Transaksi ini menjadikan pemilik New York Jets tersebut sebagai salah satu pemegang saham utama klub Premier League bersama Steve Parish, Josh Harris, dan David Blitzer. Johnson menyatakan rasa hormatnya terhadap sejarah dan tradisi klub yang dikenalnya selama menjabat sebagai Duta Besar AS untuk Inggris (2017-2021).

tebak skor hadiah pulsa 100k  

Dalam pernyataan resminya, Johnson mengungkapkan kekagumannya terhadap loyalitas fans Palace yang legendaris. Ia juga telah menandatangani Piagam Pemilik Liga Premier sebagai komitmen terhadap pengelolaan klub yang bertanggung jawab. Kedatangan Johnson terjadi di momen penting setelah Palace memenangkan Piala FA pertama mereka dalam 120 tahun sejarah klub.

Namun, transaksi ini tidak serta merta menyelesaikan masalah lisensi Eropa Palace. UEFA sebelumnya telah menurunkan Palace dari Liga Europa ke Liga Konferensi karena masalah kepemilikan silang dengan Lyon yang masih dipegang Textor. Meski Textor telah menjual sahamnya, keputusan UEFA tetap berlaku untuk musim depan.

AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!

aplikasi shotsgoal  

Dampak Kepemilikan Baru terhadap Masa Depan Palace

Kedatangan Woody Johnson diyakini akan memperkuat posisi finansial Crystal Palace di kancah Premier League. Sebagai pemilik NFL yang sukses, Johnson diharapkan dapat membawa pengalaman manajemen olahraga profesional ke Selhurst Park. Ini merupakan langkah strategis menyusul kesuksesan Palace meraih tempat di Eropa musim depan.

Steve Parish menyambut baik masuknya Johnson sebagai mitra strategis. “Woody membawa perspektif global dan komitmen terhadap pengembangan jangka panjang klub,” ujar Parish. Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat rencana pengembangan stadion dan akademi yang selama ini menjadi prioritas manajemen.

Namun, investasi Johnson memunculkan pertanyaan tentang masa depan kepemilikan klub. Beberapa analis memprediksi ini bisa menjadi langkah awal menuju pengambilalihan penuh di masa depan, mengingat track record Johnson yang pernah mencoba membeli Chelsea pada 2022. Parish menegaskan bahwa struktur kepemilikan saat ini tetap stabil dan fokus pada kesuksesan tim.

Baca Juga: Resmi Gabung Arsenal, Noni Madueke Disambut Spesial oleh Declan Rice!

Konflik UEFA dan Masa Depan di Eropa

Konflik-UEFA-dan-Masa-Depan-di-Eropa

Crystal Palace saat ini sedang berjuang mempertahankan hak bermain di Liga Europa setelah dijatuhi hukuman oleh UEFA. Masalah muncul karena aturan kepemilikan multi-klub yang melarang seorang individu memiliki pengaruh di lebih dari satu tim di kompetisi UEFA. Textor dianggap masih memiliki kendali baik di Palace maupun Lyon.

Klub telah mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) dengan argumen bahwa Textor tidak memiliki pengaruh menentukan di Palace. “Kami memiliki bukti kuat bahwa keputusan UEFA tidak tepat,” tegas Parish. Proses banding ini akan menentukan apakah Palace bisa tetap bermain di Liga Europa atau harus turun ke Liga Konferensi.

Situasi ini menjadi ujian pertama bagi Johnson sebagai pemilik baru. Kemampuannya dalam menavigasi masalah regulasi dan hubungan dengan UEFA akan sangat menentukan masa depan Eropa Palace. Beberapa pakar menyarankan solusi jangka panjang dengan memastikan pemisahan kepemilikan yang jelas antara Palace dan Lyon.

Profil Woody Johnson dan Ambisi Sepakbolanya

Woody Johnson bukanlah nama baru di dunia olahraga. Sejak 2000, ia sukses memimpin New York Jets di NFL dengan nilai franchise yang terus meningkat. Pengalamannya di sepak bola Amerika diharapkan dapat membawa angin segar bagi pengembangan Palace, terutama dalam hal komersial dan pemasaran global.

Gagal membeli Chelsea pada 2022 tidak menyurutkan minat Johnson pada sepak bola Inggris. Sebagai mantan duta besar yang memahami budaya Inggris, Johnson diyakini akan mengambil pendekatan yang lebih hati-hati dan menghormati tradisi Palace. “Saya ingin belajar dan berkontribusi untuk kesuksesan klub,” ujarnya menegaskan komitmen.

Kedatangan Johnson juga memicu spekulasi tentang potensi investasi besar di bursa transfer. Namun, manajemen Palace menegaskan bahwa mereka akan tetap berpegang pada filosofi pengembangan pemain muda yang selama ini sukses diterapkan. Kombinasi antara pengalaman Johnson dan pengetahuan lokal Parish diharapkan dapat membawa Palace ke level berikutnya. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi mengenai berita sepak bola terbaru lainnya hanya dengan klik sports-illustration.com.